Senin, 27 November 2017

Perhimpunan SANGGABUANA hadir tidak lepas dari fenomena krisis ekologis yang terus berlanjut. Bencana demi bencana akibat krisis ekologis tidak menjadi pembelajaran berharga untuk menjadi titik balik menempatkan lingkungan sebagai dasar kebijakan. Tidak hanya bagi pemegang mandat pemerintahan, baik tingkat Nasional maupun Daerah, tapi kebijakan-kebijakan yang bersifat lokal.

Dimana kah peran pencinta alam dalam perlindungan dan penyelamatan lingkungan?
Pertanyaan tersebut selalu saja muncul dari waktu ke waktu. Mungkin pertanyaan itu telah muncul sejak istilah pencinta alam mulai dikenalkan awal tahun 70-an.

Mempertanyakan peran pencinta alam tidak akan menyelesaikan masalah lingkungan yang semakin berat. Tapi terus menurus mempertanyakan tidak lah sia-sia. Paling tidak, refleksi diri terhadap peran tersebut terdialogkan. Tidak hanya sekedar menjadi renungan bagi individu-individu yang mulai tersentuh atas persoalan lingkungan yang ada.

Hal terpenting adalah, adakah atau sudah cukupkan media untuk mengekspresikan keterlibatan pencinta alam dalam pengelolaan lingkungan hidup? kita mengenal Gladian Pencinta Alam, Temu Wicara dan Kenal Medan (TWKM), Latihan Gabungan (Latgab) dll. Beberapa perguruan tinggi satu "aliran" telah juga mengadakan pertemuan dan latihan bersama. UIN (sebelumnya IAIN) memiliki agenda Musyawarah dan Kenal Medan (MKM), Universitas Muhammadiyan dan UPN Veteran punya agenda latihan gabungan dll. Pada skala wilayah, DI Jogjakarta muncul istilah arisan dengan berbagai bidang kegiatan kepencinta alaman, seperti caving, penjat tebing, gunung hutan dan lingkungan hidup. Hal serupa juga ada kegiatan-kegiatan bersama seperti di Bandung, Jakarta dll. Belum lagi beberapa organisasi kepencinta-alaman (termasuk organisasi hobby atau profesi) juga tidak jarang mengadakan even-even yang menempatkan pencinta alam sebagai kelompok sasarannya.

Apakah media-media tersebut mencukupi sebagai wadah mengekspresikan pencinta alam dalam perlindungan dan penyelamatan lingkungan hidup? Ya, untuk menjaga fungsi ekologis tetap seimbang, melakukan restorasi lingkungan, melakukan pembelaan terhadap lingkungan dari pengrusakan. Apalagi pengrusakan fungsi ekologis tersebut secara nyata menghancurkan wilayah bermainnya pencinta alam itu sendiri. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Tebing dan Goa adalah salah satu wilayah main pencinta alam yang akan berubah menjadi pabrik semen. Gunung-gunung saat ini sedang di sulap menjadi kawasan wisata dengan berbagai fasilitas modern. Sungai-sungai sudah sangat tercemat. Bahkan sungai sendiri menjadi pemicu bencana banjir.

Media berekspresi untuk kegiatan lingkungan hidup berbasis masyarakat... itu lah yang melandasi Perhimpunan SANGGABUANA hadir. Pertanyaan usang tentang "apa peran pencinta alam terhadap lingkungan" tidak harus dijawab dengan kata-kata. Tapi harus dijawab dengan serangkaian aktifitas kongkrit. 

Perjalanan di dunia organisasi non pemerintah, berinteraksi dengan banyak jebolan pencinta alam, menempatkan model organisasi Perhimpunan SANGGABUANA harus berbeda. organisasi Perhimpunan SANGGABUANA  harus mampu memperkuat organisasi pencinta alam yang ada -  bukan malah sebaliknya merebut sumberdaya organisasi tersebut. Kehadiran Perhimpunan SANGGABUANA harus menjadi bagian yang memberi ruang, kesempatan maupun peluang bagi aktifis maupun organisasi pencinta alam saling berbagi, mendukung dan menguatkan yang mengarah pada upaya kongrit pencinta alam dalam pengelolaan LH.

Perhimpunan SANGGABUANA dilahirkan tidak untuk membesarkan dirinya sendiri. Untuk itu, setiap kegiatan Perhimpunan SANGGABUANA, akan membangun kemitraan secara setara, baik dengan personal maupun organisasi pencinta alam, dimanapun, kapanpun dan untuk issue apapun terkait dengan LH dengan paradigma pengurangan risiko bencana.
Visi kami adalah :
"Keadilan Ekologis untuk Kehidupan Bermartabat"
Keadilan artinya, tidak ada satupun mahluk hidup boleh dirugikan dengan alasan apapun. Seluruh mahuluk hidup memiliki hak untuk menjalani kehidupannya secara bertabat. Lingkungan yang baik dan sehat, bebas ketakutan, serta mendapatkan jaminan oleh menjalani kehidupannya secara selaras alam.

Untuk mewujudkan visi tersebut, perlu upaya kongrit instan pencinta alam untuk menggalang kesatuan dan kekuatan dalam kesatuan langkah. Menyiapkan media dan ruang berekspresi organisasi pencinta alam maupun individu pencinta alam dalam upaya penyelamatan dan perlindungan lingkungan hidup melalui : 
- Meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan pencinta alam;
- Membangun kesadaran kritis publik;
- Advokasi 
- Pemberdayaan masyarakat
- Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna


salam hormat adil lestari

Perhimpunan Sanggabuana
email : perhimpunan.sanggabuana@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyiapkan Ruang Mengekspresikan Diri

Menyiapkan ruang berekpresi bagi pencinta alam merupakan alternatif dari pada sekedar bertanya : Apa peran pencinta alam terhadap........??...